Medan, Armedo.co – Sejumlah wartawan Kota Medan membantu seorang anak putus sekolah masuk ke pesantren Tahfiz Quran di Kecamatan Pancurbatu, Deliserdang, Sumut.
Anak tersebut, Muhammad Farhan Kharisma (12). Dia tinggal bersama ayahnya di kios di kawasan Pasar Kampung Madras. Kesehariannya, Farhan tidak sekolah. Dia berkeliaran di seputaran kios dan masjid di Kampung Madras tersebut.
Menurut ayahnya, Farhan sempat sekolah hingga kelas empat SD ketika bersama ibunya di daerah lain. Namun dia berhenti sekolah dengan berbagai alasan. Akhirnya, ibunya yang sudah menikah lagi mengantarkan Farhan dengan ayahnya di Medan.
Farhan tidak bisa membaca. Namun dia senang mengaji. Suaranya lantang dan merdu. Dia juga senang azan ketika masuk salat fardhu di masjid. Bahkan jika tak diberi kesempatan azan dia mengaku sedih.
Kehidupan Farhan menjadi perhatian sejumlah wartawan yang akrab nongkrong di salah satu kafe di kawasan Kampung Madras persis di depan masjid. Ditambah lagi dengan sikap Farhan yang polos, lucu dan menggemaskan membuat para wartawan menjadi simpatik.
“Awalnya terkesan bandel dan suka mengganggu. Setelah ditanya lebih dalam rupanya dia anak broken home. Kami semua simpatik dan menyayanginya,” sebut Mahbubah Lubis, wartawan Waspada Medan.
Bahkan, para wartawan juga berusaha mengkhitankan Farhan. “Kita hubungi salah seorang dokter minta tolong untuk mengkhitankan Farhan. Syukur alhamdulillah, dokternya mau dan mengkhitankan Farhan secara gratis'” ucap Ketua Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes) Sumut ini.
Setelah dikhitan, Farhan semakin aktif. Dia kerap menyampaikan keinginan untuk masuk pesantren. Sejumlah wartawan yang menjadi ibu angkatnya yakni Mahbubah Lubis (Waspada), Eli Marlina (Medan Pos), Anita Sinuhaji (Mistar). Khairunnisak Lubis (Warta Ekonomi), Sri Gustina (TvOne) lalu berjanji untuk mewujudkan keinginan Farhan.
Cerita Farhan tersebut disampaikan Edison Ginting (wartawan Waspada). Gayung bersambut. Edison memiliki pesantren Tahfiz Quran di Pancurbatu. Akhirnya, Farhan kecil masuk pesantren tersebut. Dia diantar ayahnya dan sejumlah wartawan di antaranya Mahbubah Lubis, Khairunnisak Lubis, Sri Gustina dan Edison Ginting.
Kedatangan Farhan disambut hangat Pimpinan Ponpes Almubarok Baitul Quran Ustaz Amrizal Batubara Lc dan puluhan santri lainnya.
“Disini sebagian besar anak-anak putus sekolah yang kita pungut. Mereka disini gratis. Makan dan belajar semua gratis,” sebut Ustaz Amrizal.
Ustaz juga mengenal salah seorang santri yang merupakan seorang pengamen di kawasan Simpang Pemda. Santri tersebut menunjukkan kebolehannya melantunkan lagu lagu pengamen. Seorang anak lainnya tak kalah seru. Dia seorang anak jalanan yang kesehariannya tidur di kuburan.
“Mereka akan kita didik di pondok pesantren untuk mengenyam pendidikan umum dan agama. Mulai bangun jam empat pagi mereka sudah beraktivitas sampai pukul 22.00 Wib. Mereka dapat pelajaran umum 100 persen, agama 100 persen serta Tahfiz Quran. Karena mereka tidak sekolah di luar, makanya nanti akan dibantu dengan ujian paket,” jelas ustaz.
Ketika masuk salat asar, Farhan mendapat kesempatan azan. Dia dengan percaya diri mengumandangkan azan sore itu. Sejumlah ibu angkatnya tampak harus meninggalkan Farhan di pondok. “Semoga dia jadi anak yang sukses di kemudian hari,” sebut Nisa.(EM)