“Minat masyarakat (pelajar) dalam mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar cukup tinggi. Karena lomba yang diadakan menarik dan relevan serta promosi yang dilakukan aktif dan tepat sasaran seperti promosi menggunakan social media yaitu Instagram dan facebook termasuk menyebarkan undangan kesekolah secara langsung. Juga sangat terbantu dari adanya dukungan dari sekolah, orang tua, dan lingkungan. Untuk lomba, para pemenang akan mendapatkan hadiah yang menarik dan penghargaan jelas dan bermanfaat,” sambung Hamzah.
Seperti diketahui, bahwa Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar sangat aktif di media sosial, baik untuk pengumuman perlombaan, penjelasan fasilitas yang tersedia serta informasi informasi menarik lainnya. Di media sosial mereka, dilakukan juga review buku buku. Hal ini, sangat mendukung literasi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan digital.
Pada bulan Mei kemarin, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar menerima kunjungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Asahan yang disambut hangat oleh Hamzah Fanshuri Damanik beserta jajaran. Rombongan DPRD Kabupaten Asahan secara langsung menikmati fasilitas layanan di Perpustakaan Umum Kota Pematangsiantar. Mereka juga menikmati film dokumenter Siantar Hotel Berdarah yang ditayangkan di Ruang Audio Visual.
Salah satu kebanggaan di Kota Pematangsiantar, adalah Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar yang meraih peringkat pertama dan tertinggi di Sumatera Utara dalam Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM). IPLM adalah sebuah indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat literasi masyarakat di suatu daerah, dengan fokus pada peran perpustakaan dalam mendukung literasi tersebut.

IPLM mencakup berbagai aspek, seperti pemerataan layanan perpustakaan, ketersediaan koleksi, tenaga perpustakaan dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan perpustakaan. IPLM menitikberatkan pada peran perpustakaan sebagai wahana belajar sepanjang hayat dan bagaimana perpustakaan berkontribusi pada peningkatan literasi masyarakat.
IPLM didasarkan pada beberapa unsur seperti pemerataan layanan perpustakaan, ketersediaan koleksi, ketersediaan tenaga perpustakaan, tingkat pemberdayaan layanan perpustakaan, ketersediaan perpustakaan ber SNP (Standar Nasional Perpustakaan), serta tingkat keterlibatan/partisipasi masyarakat dalam sosialisasi perpustakaan. IPLM menggunakan data sekunder dan aspek masyarakat dalam perhitungannya. Tujuannya mengukur tingkat literasi masyarakat dan menjadi dasar dalam penyusunan pengembangan perpustakaan di masa depan.
“Setelah meraih peringkat pertama dan tertinggi di Sumatera Utara dalam IPLM, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar merasa bangga sekaligus semakin termotivasi untuk terus meningkatkan pelayanan dan peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat,” kata Hamzah
Kedepannya, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar memiliki beberapa harapan besar. Pertama, meningkatkan akses dan kualitas layanan literasi. Dalam artian ingin menjadikan perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan, termasuk anak-anak, remaja, lansia, dan kelompok rentan. Kedua, mendorong kolaborasi dan inovasi program literasi. Harapannya adalah dapat memperluas jejaring kerja sama dengan sekolah, perguruan tinggi, komunitas literasi, dunia usaha, dan media untuk menciptakan program literasi yang lebih kreatif, adaptif, dan relevan dengan perkembangan zaman.
“Ketiga, pemanfaatan teknologi digital. Kami berkomitmen untuk mengembangkan perpustakaan digital yang mudah diakses masyarakat luas, serta meningkatkan literasi digital agar warga semakin cakap dalam menyaring informasi di era teknologi. Keempat, mewujudkan masyarakat berbasis literasi. Kami ingin hasil capaian ini tidak hanya menjadi prestasi statistik, tetapi benar-benar tercermin dalam peningkatan minat baca, kemampuan berpikir kritis, dan budaya belajar masyarakat di seluruh lapisan,” sambung Hamzah.
Kelima, yaitu menjadikan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar dalam peningkatan literasi yang artiannya, melalui pencapaian pencapaian yang diraih, berharap bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi daerah lain di Indonesia dalam membangun ekosistem literasi yang berkelanjutan dan berdampak nyata.
Dalam waktu dekat, di bulan Agustus atau September ini, rencananya akan digelar Gebyar Literasi serta pendirian Tugu Baca Digital yang bisa langsung tersambung ke daftar buku buku digital koleksi Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar. Tugu Baca ini, pengguna hanya perlu scan barcode, kemudian di radius 500 meter, akan bisa membuka koleksi buku buku digital tersebut.
Sementara itu, di tahun 2025 ini, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar menargetkan pelaksanaan Pemusnahan Arsip Tahun 2025 sebanyak 10 OPD, dan yang sudah melaksanakan Pemusnahan Arsip sebanyak 4 OPD yaitu Sekretariat Daerah, Kecamatan Siantar Selatan, Inspektorat dan Kecamatan Siantar Utara. Rencana pada bulan September dan Oktober 2025 akan dilaksanakan Pemusnahan Arsip pada 6 OPD lagi.

Ditambahkan juga, penggunaan aplikasi SRIKANDI di Kota Pematangsiantar sudah tahap Implementasi, dimana semua OPD sudah menggunakan Aplikasi SRIKANDI termasuk pada tingkat Kelurahan, UPTD Puskesmas, UPTD SMP negeri, UPTD SD Negeri dan UPTD TK. Dengan rincian, 35 OPD, 53 Kelurahan, 19 UPTD Puskesmas, 14 UPTD SMP Negeri, 69 UPTD SD Negeri dan 7 UPTD TK Pembina.
“Untuk total akun user/Pengguna yang sudah terdaftar pada Aplikasi SRIKANDI sebanyak 3.289 akun. Total naskah instansi melalui aplikasi SRIKANDI sebanyak 124.516 naskah yang terdiri dari surat keluar sebanyak 64.552 naskah dan surat masuk sebanyak 59.964 naskah,” ujar Hamzah menutup. (Adv)