Medan, Armedo.co – Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendukung dan mempersiapkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam bertransformasi menuju UMKM Hijau.
Sebagai bentuk inisiatif BI dalam mencapai visi UMKM Hijau yang tumbuh dan mendukung ekonomi berkelanjutan, telah disusun Model Bisnis Pengembangan UMKM Hijau Bank Indonesia.
“Model bisnis tersebut mengklasifikasikan UMKM menjadi tiga kategori berdasarkan tahapan implementasi yaitu eco-adopter, eco-entrepreneur, dan eco-innovator,” sebut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dalam pembukaan talk show green bertema UMKM Go Green: Sustain and Go Global, Sabtu (29/7/2023).
Talk show itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023 digelar pada 27 – 30 Juli 2023 secara hybrid di Jakarta.
Pelaksanaan talk show ini sebagai langkah nyata mendorong UMKM untuk bertransisi menjadi UMKM yang mempraktikan prinsip hijau. Selain itu memperkuat daya saing UMKM dalam menjawab berbagai peluang usaha dan berkontribusi pada perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Lebih lanjut Filianingsih mengatakan, klasifikasi UMKM tersebut didasarkan pada beberapa indikator yakni dari sisi produksi, pemasaran, SDM, dan keuangan.
Secara lebih detail klasifikasi model bisnis pada kategori eco-adopter ditujukan untuk UMKM yang mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan.
“Namun keberlanjutan bukan bagian dari inti model bisnis dimana proses bisnis UMKM belum sepenuhnya ramah lingkungan, eco-entrepreneur untuk UMKM yang sudah mengadopsi praktik ramah lingkungan,” tukasnya.
Ia menjelaskan, keberlanjutan merupakan bagian dari inti model bisnis dengan seluruh proses bisnis UMKM sudah ramah lingkungan. Menurutnya UMKM sudah dapat menangkap peluang “pasar hijau”, dan eco-innovator.
UMKM yang sudah melakukan eco-innovation dapat meningkatkan produksi, proses produksi, pemasaran, organisasi, praktik bisnis, dan hubungan eksternal yang ditujukan mengurangi dampak lingkungan.
Model bisnis ini diharapkan dapat menjadi standar yang bisa diadopsi kementerian/lembaga dalam mengklasifikasi UMKM berwawasan lingkungan dan menjadi patokan dan atau kriteria untuk pembiayaan yang berbasis ramah lingkungan.
Talk show tersebut juga membahas mengenai urgensi dalam mendorong UMKM menuju ramah lingkungan, strategi yang dapat dilakukan untuk bertransformasi menjadi hijau, serta potensi dan manfaat yang dapat diraih dengan bertransformasi menjadi UMKM hijau.
Hadir sebagai narasumber yaitu Kepala Grup Pengembangan UMKM dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia, Elsya MS Chani, Pembina Industri Ahli Madya, Kementerian Perindustrian, Andriati Cahyaningsih, Agregator Fashion & Kriya asal Jepang – CEO Riri & Dot, Riri Takano, dan Agregator – Founder Sunria, Emily Sutanto.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari Kementerian/Lembaga, asosiasi, dan UMKM dari seluruh Indonesia baik secara luring maupun daring.
“Melalui talk show ini diharapkan kolaborasi dan sinergi yang lebih kuat dari berbagai pihak dapat terjalin,” ujar Filianingsih.
Dikatakannya, kolaborasi tersebut sebagai upaya mendorong transformasi UMKM menuju praktik hijau. Tujuannya, guna mewujudkan UMKM yang berdaya saing dan berkontribusi pada ekonomi berkelanjutan sebagai kekuatan baru dalam perekonomian Indonesia semakin nyata.(NSH9)