Simalungun, armedo.co – Pasca Round Breaking pemindahan RSUD Parapat ke RSUD Mini Parapat yang pada tahun 2020 lalu rencananya di jadikan RSUD rujukan Covid-19 oleh JR Saragih selaku Bupati Simalungun. Tepatnya pada Jumat (9/2/2024) lalu sampai saat ini, RSUD tersebut di jadikan mess tinggal para tenaga medis (Nakes).
Sementara menurut Direktur RSUD Parapat dr Jimmy Gultom, dirinya telah seperti gosokan mondar mandir dari Simalungun – Jakarta untuk menjolok anggaran. Lalu apa kendalanya sampai hari ini, pembangunan RSUD Parapat yang didanai APBN TA 2024 tersebut tak kunjung dilaksanakan?
Terlebih, sesuai data dihimpun, Selasa (17/7/2024). Peletakan batu pertama pembangunan RSUD Parapat tersebut dihadiri Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung, juga didampingi Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga. Apakah pertanda anggaran yang telah tersedia akan kembali?
Lalu siapa yang dirugikan jika hal ini terjadi? Kabar tak sedap juga terdengar, penyebab belum dibangunnya RSUD tersebut. Diakibatkan kerakusan dari Direktur RSUD Parapat, dr Jimmy Gultom yang ngotot harus selaku KPA mengingat dianya udah seperti setrika Simalungun – Jakarta. Benarkah?
Sayang terkait kebenaran informasi ini, KTU RSUD Parapat Rentina Marpaung yang coba dimintai keterangan pers lewat telepon seluler. Sama sekali tidak merespon, meski nada panggil telepon selulernya berdering alias aktif. Hal ini diperparah oleh Dirut RSUD Parapat dr Jimmy ikut-ikutan tak bisa dihubungi.
Ditemui di lokasi RSUD Parapat yang tak kunjung dibangun, dr Iqbal ngaku sebagai dr spesialis RSUD Parapat tidak membantah bahwa keberadaan dirinya di salah satu ruangan RSUD. Dijadikan mess tinggal dan sejumlah tenaga kesehatan (Nakes) RSUD Parapat lainnya.(*)