MEDAN | ARMEDO.CO – Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi meng-himbau para stakeholder untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam mengendalikan inflasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Sumut.
Dilansir halaman Polda Sumatera Utara, imbauan ataupun ajakannya itu dia sampaikan pada pertemuan ringan yang dilakukan di Swasana Caffee. Dihadiri Kepala Perwakilan BI Sumut Wira Kusuma, Kepala Kanwil Bea Cukai Sumu Parjiya dan Kepala Devisi Imigrasi Sumut Ignatius Purwanto.
Tentu kita ingin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, salah satu faktor pendorongnya itu kondisi sosial budaya termasuk juga keamanan, kami ingin memberikan kontribusi keamanan yang lebih baik dan konkrit di lapangan, agar kemudian kita bisa membuka simpul yang tersumbat, ujarnya, Selasa (8/8/2023).
Menurut Kapolda Sumut yang baru ini, pertumbuhan perekonomian Sumut pada triwulan II tahun 2023 yang tumbuh diatas nasional yaitu 5.19 persen merupakan progres yang cukup baik dan harus terus ditingkatkan dan dijaga kestabilannya.
Lanjutnya, percepatan pertumbuhan ekonomi akan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Sumut. Baik itu dalam konteks kesejahteraan, pendapatan per kapita serta berkurangnya angka pengangguran.
Pengangguran kita yang 1.2 juta itu harus kita dorong, dimana 914.000 diantaranya merupakan pengangguran terbuka, tentu kita bersama-sama harus membantu membuka lapangan pekerjaan yang baru, sebutnya.
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, serta kestabilan inflasi di Sumut, disampaikan Agung, sejumlah pemangku kepentingan harus berkolaborasi, disiplin fiskal dan moneter
Karena kita (Polda, BI, Beacukai, imigrasi), ucap Agung semua pelaksana di lapangan sehingga kemudian konkretnya kita akan mengidentifikasi dari sektor keuangan, kemudian target impor kita satu triliun setahun harus kita jaga agar barang impor tersebut memang berguna dan lebih penting ekspor harus lebih tinggi dari pada impor.
Kemudian, terkait fenomena alam elnino yang terjadi di sejumlah belahan dunia dan mengancam perekonomian global dan inflasi, pihaknya yang juga tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan melihat situasi dan bersinergi untuk mengantisipasi dampaknya.
Kita ada tim TPID termasuk saya dan anggota lainnya, tutur Agung tentu kita ada mekanisme untuk menangani inflasi yang berbeda dengan daerah lain, saya akan pelajari lebih dulu karena saya masih orang baru untuk melihat seperti apa langkah-langkah yang sudah dirumuskan, kita ingin objektif turun ke lapangan, lebih diutamakan kita bukan slogan tapi objektif untuk memecahkan sejumlah permasalahan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut Wira Kusuma menyampaikan bahwa fenomena elnino yang terjadi di Sumut tergolong lebih rendah dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.
Inflasi sekarang 2.54 sudah menurun dari 6.22 di 2022, sebut Wira Kusuma ada faktor resiko elnino demikian kalau kami lihat data-data dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia ini Sumut termasuk rendah elnino nya.
Namun demikian, pihaknya dan tim TPID serta Pemerintah Daerah berkerjasama dalam mengantisipasi dampak dari fenomena elnino.
Pungkas Wira Kusuma, tetapi antisipasi tetap harus kita lakukan dengan kerjasama tim pengendali inflasi daerah juga dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti pembuatan imigrasi dan lainnya. (Red)