Simalungun, armedo.co – Meski dapat menghemat waktu, sumber daya, dan tenaga dengan menyelesaikan dua kegiatan sekaligus. Yakni pemupukan dan irigasi, praktik fertigasi ini ternyata tak cocok untuk petani di Simalungun.
“Sistem fertigasi di Simalungun tidak cocok, yang dibutuhkan petani saat ini adalah Integrated Farming Sistem atau pengadaan bibit mandiri, pupuk mandiri dan pemasaran hasil panen yang terintegritas,” kata Herianto Sinaga.
Menurut petani Cabai Merah di Girsang, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumut ini. Para petani di Simalungun saat ini punya lahan, modal. Yang diperlukan yakni fasilitas dari pemerintah, termasuk diantaranya pengadaan benih.
“Petani di Simalungun saat ini punya lahan, punya modal, yang perlu difasilitasi oleh Pemerintah adalah pengadaan benih / bibit tanaman yang bersertifikasi, mandiri benih, mandiri pupuk dan pemasaran yang yang Terintegrasi,” katanya, Selasa (30/7/2024).
Bantuan pemerintah ke depan, kata Herianto, diharapkan untuk penyediaan bibit tanaman yang tersertifikasi dan pupuk mandiri serta pemasaran hasil panen yang terintegrasi. Diharapkan peran Perusda Agromadear untuk menampung dan menciptakan produksi petani menjadi produk turunan seperti saus cabai, tomat dan lain sebagainya.(*)