Simalungun, armedo.co – Oknum bernama, Rikanson Jutamardi Purba membantah ikut terlibat serta masih menerima fee dari pengadaan Majalah Haroan Bolon yang diselenggarakan Pemkab Simalungun melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo).
“Anggo ai do, bisnis nami do ai. He.. 8x (kalau itu, bisnis kami nya itu),” tulis pesan singkat telepon seluler milik Rikanson Jutamardi Purba menanggapi konfirmasi yang dilayangkan. Dimana berdasarkan narasumber terpercaya, Rikanson Jutamardi Purba masih memperoleh fee pengadaan Majalah.
Disinggung, Ai Lang sayang ma bang, gou total setahun ni nyaris 100 juta (apakah tidak sayang, jika ditotal fee pengadaan Majalah Haroan Bolon untuk setahunnya nyaris 100 juta).
“Ha.. 8x. Ai naha do logikani diri lang i jin? (Ha..8x. Apanya logikanya, diriku pun sudah tidak disitu),” katanya.
Artini terlibat opei ham tene bang (artinya masih terlibatnya Abang), tanya penulis. “Terlibat aha do? (Terlibat apanya?) Bantah Rikanson Jutamardi Purba. Terlibat menerima aliran dana majalah Haroan Bolon bang, sebut penulis.
I jin do manghatahon, “Pasma in bang, gou i keredaksian Han mulai Januari 2024 ma Lang dong be.” I ja do logikani ai? (Kau yang menyebutkan, paslah itu kalau di keredaksian terhitung mulai Januari 2024 namanya sudah tak ada),
imbuh Rikanson Jutamardi Purba.
Ai kan Lang mungkin uang pareman in hu ham bang, 😁🤭🤭 (kan gak mungkin uang preman kepada Abang) tanya penulis. “I ja pareman au, Kawan? (Mana pareman aku, kawan?) Katanya menolak dirinya disebut pereman karena menerima fee pengadaan Majalah Haroan Bolon.
Jadi tongon do na hinatahon ni Kadis ai (jadi benar yang dikatakan Kadis) lang ipakei be au halani lang dong e-Catalogue-hu (gak dipakai aku karena gak memiliki e-katalog). Pengadaan ni mamakei sistem e-Catalogue (Pengadaannya memakai sistim e-katalog)
Dan, lanjut Rikanson Jutamardi Purba, ketika beliau bilang pengadaan secara e-Catalogue, saya justru mendukung karena itu yg dirancang utk sistem pengadaan sekarang (techgov = technical government). Itu yg terus didorong Pak LBP dlm rangka pengadaan2 di pemerintahan. Dan menurut saya, itu amat sangat baik sekali, pungkasnya.
Sebelumnya, Bendahara Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Simalungun, Rosta Sinaga sebut Jutamardi langsung ke percetakan untuk mencetak Majalah Haroan Bolon.
“Sama Jutamardi.Dialah ke percetakan. Lalu dikasihlah ke kami,” papar Rosta Sinaga ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (17/7/2024) sekitar pukul 15.51 WIB.
Setelah dicetak, Jutamardi yang membawa Majalah Haroan Bolon tersebut ke Dinas Kominfo Simalungun. “Baru kamilah yang ngasih ke kecamatan – kecamatan dan ke mana – mana. Gitu,” terangnya.
Lalu, Majalah Haroan Bolon tersebut didistribusikan tanpa pungutan biaya apapun. “Gratis itu semua. Kan kecamatan-kecamatan ngambil ke kita. Gratis, gak ada dipungut apa-apa itu,” jelasnya.
Selain itu, Jutamardi mendapatkan “fee” dari hasil pengadaan Majalah Haroan Bolon usai Dinas Kominfo Simalungun membayar biaya cetak ke percetakan.
“Diakan tinggal ngambil apanya lo. Sekianlah, kan gitu sama dia. Dulunya itu sama Sinarta, punya dia. Tanya sajalah sama dia, Pak Jutamardi,” sebutnya.
Sementara, Jutamardi ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (17/7/2024) sekitar pukul 16.02 WIB, semula sempat balik bertanya. “Mase au isukkun (Kenapa Aku Ditanya)?” tanya Jutamardi.
Ketika disampaikan bahwa Bendahara Dinas Kominfo Simalungun yang menyebutkan. Jutamardi, akhirnya mengakuinya. “Selama on kan ai do memang (Selama inikan itunya memang),” ucapnya.
Saat ditanya, apakah pencetakan Majalah Haroan Bolon tersebut dilaksanakan secara tender? Jutamardi mengatakan, nilainya pun tidak sampai. “800 (examplar satu kali cetak) di Medan,” katanya.
Ketika disinggung pengakuan Bendahara Dinas Kominfo Simalungun, Rosta Sinaga menyebut bahwa Majalah Haroan Bolon dicetak di Siantar?
Jawaban, Jutamardi berubah. “Ai mada. Sonari lang hubotoh. Ijai do sonari (Itulah. Sekarang tidak tau. Di sananya mungkin sekarang),” jelasnya.
Kembali ditanya, apakah masih turut mengelola pencetakan Majalah Haroan Bolon? Jutamardi bilang, tidak. “Lang. Ah, baen ma. Biasa do ai (Tidak. Ah, buatlah. Biasanya itu),” bilangnya.
Ditanya lagi, apakah ada mendapat rezeki dari pencetakan Majalah Haroan Bolon? Jutamardi menyampaikan, kita profesionalnya.
“Hita profesional do kawan. Mendistribusihon lang au. Sidea. (Artinya, kalau bekerja ada makannya. Mendistribusikan bukan aku, mereka),” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kominfo Simalungun, Andri Rahadian ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (17/7/2024) sekitar pukul 17.48 WIB, menjelaskan dilaksanakan secara e-Katalog. “Pake e-Katalog,” jelasnya.
Menurutnya, di e-Katalog itu ada pilihan. Kemudian dipilihlah dan selanjutnya disuratilah bahwa ada pekerjaan. “Cetaknya di Siantar,” katanya.
Saat ditanya harga satuan Majalah Haroan Bolon dan berapa lembar setiap examplarnya? Rahardian menyampaikan, berkisar 40 ribuan. “Kalau gak salah ya. Lupa. Gak hafal aku, gak pegang data,” ujarnya.
Kembali ditanya mengenai artikel yang diisi ke dalam Majalah Haroan Bolon, apakah hanya kegiatan Pemkab Simalungun atau bisa dari luar?
Rahadian menerangkan, itukan flexibel. Dan, bisa saja dari luar. Contoh, ada program dari pusat. Yang pasti, terkait dengan Simalungun.
“Artinya, ketika itu dibuat dan ada majalah, kita punya dokumentasi secara cetak. Di media sosial kita muncul, website, lalu axa videonya di youtube. Nah, untuk cetaknya di Haroan Bolon itu,” terangnya.
Ditanya lagi, siapa yang merangkai artikel pada Majalah Haroan Bolon? Rahardian awalnya mengungkapkan, sebetulnya Kominfo. “Kami kan minta cetak ke Siantar. Contoh, kegiatan-kegjatan pemkab yang sudah ada di medsos,” ujarnya.
Saat dikatakan, jika demikian. Berarti hal itu copy paste karena yang kerap merangkai artikel adalah tim Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga dan dibagikan oleh seorang staf, Geger kepada wartawan via grup.
Rahadian mengiyakan dan itu bentuk dokumentasi kegiatan per bulannya. “‘Contoh, kegiatan di Januari, terbitlah Januari. Kayak kemarin, di situlah judul utamanya,” ucapnya.
Disinggung peran, Jutamardi. Rahadian menyampaikan, paling bantu-bantu. “Bisa jadi dia membantu kami menulis. Contoh, ada berita dari medsos. Kadang beritanya itu juga nya. Dia dipekerjakan sama percetakannya,” ujarnya.(*)