Siantar, Armeindo.co – Kemeriahaan tampak terlihat di hari kedua pelaksanaan Pekan QRIS Nasional (PQN) yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar dengan tajuk “Marpesta QRIS”, di Lapangan Farel Pasaribu, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar, Sabtu (16/8/2025).
Rangkaian di hari kedua ini dimulai dengan Siantar QRIS Run sejak pukul 05.00 WIB dilanjutkan acara pembukaan berbarengan dengan Marpesta Sembako, Perpustakaan BI Corner, Marpesta Kuliner, Doni si Kris, Kuis CBP.
Acara menarik lainnya yaitu Siantar Coffeeshop Digital Week yang digelar sejak pukul 14.00 WIB. Talkshow ini bertujuan untuk menggali potensi kopi lokal. Hadir banyak para pecinta kopi, pengusaha kopi serta berbagai pihak yang berperan dalam industri kopi di berbagai daerah dan warga yang ingin lebih tahu banyak tentang kopi.
Kabupaten Simalungun yang memiliki potensi di dunia kopi, diharapkan potensi lokalnya bisa digali yang kedepannya bisa menjadi inspirasi dan wawasan baru bagi para pelaku industri kopi di Sumatera Utara, tingkat nasional hingga internasional.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar, menghadirkan pemateri dalam talkshow ini yaitu Roynaldo Purba sebagai Owner Dear Kopi Kota Pematangsiantar dan Febrianto yang merupakan seorang Founder Aghara Coffee Roaster yang berada di Kota Medan.
Roynaldo dalam talkhsow ini, berbagi pengalamannya dan strategi suksesnya dalam mengembangkan usaha kopi yang kini telah dikenal luas di kota Pematangsiantar.
“Kopi Simalungun memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kopi dari daerah lain di Indonesia. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk berinovasi dan memperluas pasar. Jangan takut untuk bermimpi besar,” ujarnya, kepada para peserta talkshow.
Lalu, menurut Febrianto dari Aghara Coffee Roaster yang juga sebagai pengisi materi dalam talkshow ini juga menyampaikan bahwa kopi Simalungun itu sendiri sudah bagus.
“Ini kalau kita ngomong robusta Arabicanya sendiri sudah punya market sendiri. Jadi robusta dan arabica dari Simalungun sendiri termasuk kualitasnya bagus,” ucapnya.
Ia juga menambahkan kopi-kopi kualitas bagus ini harus terus di maintance dan tidak boleh puas dulu dengan prosesnya yang panjang untuk mendapatkan satu kopi yang bagus.
“Selain itu memang SOPnya juga harus dijaga, seperti penjemuran, terus terhadap pohon-pohon kopi di lingkungan itu sangat berpengaruh, karena posisinya kopi ini kan sensitif. Jadi kenaikan suhunya sedikit atau penurunan suhunya sedikit kualitasnya berubah,” jelasnya.
Febrianto juga menjelaskan bahwa paling banyak rasionya itu dari prosessing di petani. “Makanya kalau memang bisa ya kita sinergi lah antara petani maupun pejabat daerahnya maupun perusahaannya. Supaya untuk menjaga lingkungan tetap aman,” katanya.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa petani-petani binaan yang dibawa oleh Bank Indonesia ini, masing-masing memiliki kualitas yang bagus.
“Jadi harapannya kalau dengan posisi seperti ini maunya para petani ini ya tetap difasilitasi oleh BI. Supaya mereka tetap semangat untuk menjaga kualitas kopi, bukan mengejar kuantitas. Selama mengejar kualitas, mereka harus menjaga prosesnya. Supaya rasanya nggak berubah, karena kalau mereka prosesnya nggak sama itu rasanya langsung berubah.” Tuturnya.
Di akhir acara, Roynaldo menyampaikan harapannya agar kopi Simalungun semakin dikenal luas dan mampu bersaing di pasar global.
“Saya percaya, dengan kerja keras dan semangat, kopi Simalungun bisa menjadi kebanggaan kita semua. Mari bersama-sama kita dorong kopi Simalungun ke panggung dunia,” tuturnya.
Acara talkshow ini diharapkan dapat memotivasi dan membuka peluang baru bagi industri kopi Simalungun, serta menjadi awal dari berbagai inisiatif untuk memajukan kopi lokal. (**)