Siantar, Armedo.co – Pengelolaan sampah dan penataan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), menjadi salah satu program prioritas Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi. Wesly menargetkan persoalan sampah harus segera diselesaikan.
Seperti yang disampaikan Wesly Silalahi saat Rapat Paripurna Nota Jawaban atas Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Kota Pematangsiantar terhadap Nota Keuangan atas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran (TA) 2024. Rapat Paripurna berlangsung di Gedung Harungguan DPRD Kota Pematangsiantar, Selasa (15/07/2025).
Persoalan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjung Pinggir, kata Wesly, Pemko Pematangsiantar berupaya melaksanakan penataan sampah di TPA.
“Dapat dilihat adanya penurunan ketinggian sampah yang signifikan, serta mengupayakan sistem TPA, dari open dumping menjadi controlled landfield. Selain itu Pemerintah Kota Pematangsiantar terus berupaya mengurangi sampah yang diangkut ke TPA melalui upaya pengurangan sampah dengan melibatkan masyarakat melalui pendirian bank sampah, TPS 3R, kerjasama dengan pengepul, dan lain-lain,” terangnya.
Tidak hanya itu, Wesly Silalahi juga menunjukkan komitmennya dalam hal Pengelolaan sampah dan penataan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) saat menghadiri Penutupan Rapat Paripurna IV DPRD Kota Pematangsiantar Tahun Dinas 2025 tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran (TA) 2024. Rapat Paripurna digelar di Gedung Harungguan DPRD Kota Pematangsiantar, Senin (21/07/2025).
Ia menyampaikan, seiring telah diterbitkan Peraturan Wali Kota Nomor 10 Tahun 2024 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Persampahan/Kebersihan. Maka diharapkan target retribusi persampahan/kebersihan akan tercapai.
“Pemerintah kota juga akan segera mempercepat penyelesaian permasalahan sampah di Kota Pematangsiantar. Kami sangat berkomitmen dalam hal ini,” tegasnya.
Jauh sebelumnya, Wesly Silalahi telah menunjukkan komitmennya. Belum lama setelah dilantik menjadi Wali Kota Pematangsiantar, Wesly langsung meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba.
Wesly didampingi Wakil Wali Kota Herlina saat meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba, Senin (10/03/2025) pagi. Kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar Dedy Tunasto Setiawan, Wesly menekankan agar pengelolaan sampah menjadi atensi dinas yang dipimpinnya.
Dalam kunjungannya, Wesly mengingatkan jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar untuk saling bahu-membahu dan tidak melakukan pembiaran terhadap persoalan sampah yang dapat menimbulkan penyakit.

“Yang pasti sampah itu tidak sehat. Sudah pasti itu. Ini sumber penyakit. Persoalan ini harus segera diatasi,” tegas Wesly.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Herlina
menegaskan agar persoalan sampah menjadi perhatian instansi terkait, terutama seluruh camat. Herlina berharap kerjasama dari camat beserta para lurah agar sampah dapat diatasi dengan baik. Juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat meminimalisir sampah yang berserakan di tempat pembuangan sementara (TPS) sampah.
“Tapi yang paling penting, saya berharap agar sampah jangan dibuang di luar tempat pembuangan. Selain itu, kita meminta kepada camat agar menanam bunga di pinggir jalan, sehingga Kota Pematangsiantar nantinya kelihatan indah. Tolong kerahkan semua tenaga dan pikiran untuk mengatasi persoalan sampah ini,” pinta Herlina.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar Dedy Tunasto Setiawan menargetkan penanganan sampah segera diselesaikan.
“Alat berat kita baru tiba semalam. Kita mulai hari ini dan ke depannya berpacu. Kita targetkan sampai Juni sudah tuntas, minimal lima meter untuk pinggir (ketinggian). Yang penting kita ratakanlah dulu, karena di belakang sana banyak sampah. Kemarin tidak ada alat berat kita yang memadai, makanya kita terhalang untuk menata (sampah) di TPA,” terangnya.
Terkait penanganannya, Dedy menjabarkan pihaknya terlebih dulu akan mengurangi ketinggian tumpukan sampah. Sampah akan ditarik ke belakang ke lahan yang kosong.

“Untuk pengolahan sampah, ada di
belakang Terminal Tanjung Pinggir. Jadi sampah yang dari sini, kompos dan plastik, nanti akan kita olah di sana,” tandasnya.
Ketinggian sampah di TPA Tanjung Pinggir saat ini mencapai sekitar 25 meter. Jika dihitung secara keseluruhan, ada 430 ribu ton sampah di TPA dengan luas 2,4 hektare tersebut.
Komitmen Wesly Silalahi yang lainnya, yaitu saat ia menghadiri penyerahan dan penyiraman Eco Enzyme dilaksanakan di TPA Sampah Tanjung Pinggir, pada Kamis (05/06/2025).
Ordo Karmel Komisariat Sumatera dan Kongregasi Suster Suster Santo Yosep (KSSY) Indonesia menyerahkan bantuan Eco Enzyme untuk menyiram Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Tanjung Pinggir. Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi pun memberikan apresiasi atas kepedulian tersebut.
Penyerahan dan penyiraman Eco Enzyme dilaksanakan di TPA Sampah Tanjung Pinggir, bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (05/06/2025).
Pastor Kartolo Malau mengatakan, ide tersebut muncul karena para suster sudah beberapa kali melakukan kegiatan seperti itu di beberapa tempat, dan dampaknya sangat bagus. Sehingga kemudian dilakukan di TPA Sampah Tanjung Pinggir.

Menurut Pastor Kartolo, para suster rutin membuat Eco Enzyme setiap tiga bulan sekali. Sementara Suster Geralda Sinaga menerangkan, setelah melintasi TPA Sampah Tanjung Pinggir, Oktober 2024 lalu, ia terpikir untuk memberikan Eco Enzyme.
“Kami tim ekologi rutin membuat Eco Enzyme. Bagaimana mengubah sampah menjadi sesuatu. Sampah masih menjadi masalah kita. TPA Sampah menjadi salah satu penyumbang bau dan merusak lapisan ozon karena mayoritas sampah plastik. Bumi ini rumah kita. Jika lingkungan sakit, manusia juga akan sakit,” terangnya.
Hingga kemudian, Geralda berkomunikasi dengan pastor Kartolo Malau untuk menyiramkan Eco Enzyme ke TPA Sampah Tanjung Pinggir.
“Sejuta makna Eco Enzyme. Kita kurangi polusi udara, kurangi bau, men-toksin kimia-kimia di TPA sampah. Itu yang bisa kita sumbangkan untuk bumi. Saat ini, kita serahkan tiga botol Eco Enzyme,” tambahnya.
Kemudian, diserahkan Eco Enzyme secara simbolis, dilanjutkan penyiraman Eco Enzyme oleh mobil pemadam kebakaran. Dari TPA Sampah Tanjung Pinggir, kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah di Fasilitas Pengolahan Sampah Skala Kota.
Di tempat ini, Wakil Ketua DPRD Kota Pematangsiantar Daud Simanjuntak sekaligus elemen Katolik memaparkan, beberapa waktu lalu Pastor Kartolo Malau menghubunginya untuk membicarakan ide ide tentang kegiatan tersebut.
“Kami diskusi dan koordinasi. Hingga dipilihlah hari ini, bersamaan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia,” tukasnya dan mereka mendukung kegiatan positif oleh seluruh elemen masyarakat.
Wesly Silalahi yang saat itu didampingi Ketua TP PKK Ny Liswati Wesly Silalahi, mengucapkan terima kasih atas sumbangan Eco Enzyme untuk TPA Sampah Tanjung Pinggir.

“Kita juga sedang menjajaki kerjasama untuk alat pengolah sampah menjadi pembangkit listrik,” sebut Wesly, seraya mengharapkan Kota Pematangsiantar harus maju dan menjadi terdepan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pematangsiantar Dedy Tunasto Setiawan didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Manotar Ambarita saat ditemui di Pusat Pelatihan dan Pengeloaan Sampah menjelaskan, bahwa setiap harinya, volume sampah di Kota Pematangsiantar mencapai 100 ton, diluar sampah yang bisa dikelola.
Dinas Lingkungan Hidup dijelaskannya, bahwa mereka kemudian mengelola sampah sampah ini menjadi barang bernilai seperti pupuk kompos, arang briket, bata plastik dan larva maggot yang bisa dijual ke masyarakat hingga menjadi sumber pendapat asli daerah (PAD). Pengelolaan ini, dilakukan di Pusat Pelatihan dan Pengeloaan Sampah DLH Kota Pematangsiantar.
“Sampah sampah seperti daun, ranting pohon, bekas atau sisa makanan, buah dan plastik, disini bisa kita kelola menjadi barang yang memiliki harga. Daun diolah menjadi pupuk kompos, ranting pohon dijadikan arang briket, bekas makanan serta buah menjadi larva maggot lalat hitam, dan plastik dijadikan bata,” kata Manotar Ambarita.
Kecuali bata plastik, seluruhnya diperjual belikan ke masyarakat, seperti petani, pedagang sate, rumah makan, serta peternak yang telah menjadi langganan yang menjadi salah satu sumber pendapat asli daerah (PAD). Untuk produksi setiap bulannya, pupuk kompos mencapai lima ton, arang briket sebanyak dua ratus kilogram, dan maggot lalat hitam mencapai lima ratus kilogram.
Di lokasi ini juga terdapat ruangan yang dijadikan tempat pelatihan pengelolaan sampah oleh para mahasiswa, kader lingkungan, organisasi masyarakat, pelaku umkm dan ibu PKK yang ingin belajar langsung bagaimana pengelolaan sampah. Saat ini, telah terdapat puluhan pengelolaan sampah yang dilakukan para masyarakat di komplek tempat tinggal mereka yang dibina oleh DLH Kota Pematangsiantar. (Adv)