MEDAN | ARMEDO.CO – Tanggung jawab social atau CSR/TJSL PT INALUM (Persero) benar-benar menyentuh langsung kepada masyarakat. Bahkan, CSR tersebut berhasil menunjang kesejahteraan sosial mengembangkan perekonomian regional, dan benar-benar terbukti menciptakan kemandirian masyarakat sesuai visi serta misi perusahaan ini.
Reno (30), petambak udang warga Desa Lalang Kecamatan Medan Deras Kabupaten Batubara benar-benar terbantu dalam melakukan Budidaya Udang Vaname. Berbagai bantuan PT.Inalum misalnya tahun 2022 berupa kincir angina yang total nilainya mencapai Rp 6 juta dan bantuan kincir air, pompa air, rehapan kolam pada Tahun 2023 bernilai Rp 10 juta berhasil menaikkan income pria ini.
Dari wawancara wartawan kepada Reno, September lalu, dulunya dia hanya mampu membudidayakan 50.000 ekor udang, setelah dibantu PT Inalum, ia bisa memperluas lahan yang berisi 150.000 ekor udang hingga mendapatkan 2 kali siklus panen sejak 2022 lalu, dimana sekali panen menghasilkan 2 ton udang yang jika di rupiah kan mencapai Rp160 juta per siklus panen.
Reno mengaku, bantuan perusahaan besar itu sungguh sangat membantu mereka, yang sebelumnya tergabung dalam kelompok pemtambak udang Al Mutazam yang berjumlah 10 orang. Kini usaha mandiri Reno, semakin berkembang pesat dan mampu memperkerjakan dua orang warga desanya.
Reno memaparkan, sekali sikus panen, atau sekitar 4 bulan sejak masa pembenihan hingga panen, dia bisa mendapatkan minimal 100 juta setelah dikeluarkan modal. Sementara modal sejak pembenihan dan biaya operasional untuk lahan 440 M2 itu bias mencapai Rp100 juta.
Syukurnya, pihak PT Inalum tidak hanya menggelontorkan bantuan, tetapi juga melakukan pembinaan sehingga resiko terburuk gagal panen dapat diminimalisir.
Reno juga bersyukur pemasaran udang vaname miliknya tidak sulit karena ada agen yang selalu menjeput hasil panennya setiap 4 bulan sekali. Udang vaname saat ini bukan saja diminati dalam negeri, tetapi juga mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.
Harganya pun lumayan bagus, Rp 80 ribu perkilo dimana per kilo berisi rata-rata 30 ekor udang.
Hanya saja, ancaman hama seperti capung, burung camar dan lainnya yang membawa virus kadang membuat produktivitas petambak udang menurun. Reno juga pernah mengalami degradasi produknya karena hama, namun berkat doa dan usaha terus menerus mencari formulasi yang tepat untuk meningkatkan budi daya terus saja dilakukan baik melalui media social maupun mencari sendiri.
Karena menurut Reno, guru terbesar adalah pengalaman. Jadi, dengan pengalaman kita terus melakukan inovasi dibantu PT Inalum, akhirnya Reno dan istri bisa bertahan dengan bisnisnya meski diterpa isu pandemic covid 19 baru baru ini.
“Semoga bantuan PT Inalum bisa terus dilaksanakan sehingga bisa juga terus membantu warga desa kami lainnya, untuk melakukan usaha apapun yang dibantu perusahaan ini. Terimakasih Inalum,” ujarnya. (Eli Marlina)