Siantar, Armedo.co -Pjs Wali Kota Siantar, Matheos Tan menghadiri silaturahmi dan sosialisasi Tanggap Darurat Tahap II kepada pedagang korban dan terdampak kebakaran gedung IV Pasar Horas, di Gedung Serbaguna Pemko Siantar, Jumat (18/10/2024) sore. Begitu tiba di lokasi pertemuan, Matheos menghampiri para pedagang di tempat duduknya.
Matheos memahami perasaan para pedagang yang campur aduk, ditambah terkait keberlanjutan lapak dagangan. “Oleh karena itu, sekarang saatnya kita berpikir bagaimana berjualan dengan tertib, aman, dan ramai pengunjung,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Siantar Junaedi Antonius Sitanggang, menyampaikan Pemko Siantar hadir sebagai pelayan masyarakat. Sehingga pedagang bisa berjualan dengan aman dan nyaman merupakan prioritas Pemko.
“Tujuan kita melakukan sosialisasi untuk memutuskan yang terbaik bagi pedagang. Segala opsi dan masukan akan menjadi pertimbangan dalam menentukan nasib pedagang,” terangnya disambut tepuk tangan para pedagang.
Pemko Siantar telah mengeluarkan status tanggap darurat bencana non alam sehari setelah peristiwa, atau Senin (23/09/2024). Berdasarkan itu, para pedagang dipindahkan sementara ke ruas Jalan Merdeka untuk berdagang, yang notabene bukan tempat semestinya.
Masa tanggap darurat itu telah berakhir Minggu (06/10/2024). Karena situasi belum pulih, Pemko memperpanjang 14 hari lagi, dan berakhir Minggu (20/10/2024).
Menjelang berakhirnya masa perpanjangan, lanjutnya, Pemko harus mengambil kebijakan menempatkan para pedagang ke lokasi yang semestinya. Opsi lahan eks Rumah Potong Hewan (RPH) di Jalan Melanthon Siregar masuk dalam pertimbangan.
Dalam sesi tanya jawab, seluruh pedagang kurang setuju jika dipindahkan dari lapak berjualan saat ini. Mendengar saran dari para pedagang, Matheos mengatakan untuk sementara waktu, pedagang dipersilahkan tetap berjualan di lokasi saat ini.
Matheos mengatakan, yang dirasakan oleh pedagang saat ini, berada di tengah kebimbangan. “Pertemuan ini bukan saya yang memutuskan. Ini keputusan bersama demi kebaikan pedagang,” jelasnya.
“Nanti kita akan melakukan pertemuan lagi. Bahwa tidak bisa berjualan secara permanen, ini akan dibicarakan. Untuk mengurangi resiko kemacetan yang cukup tinggi, Pemko bakal membuat barikade beton sebagai pembatas lapak pedagang dengan jalan raya,” tambah Matheos. (**)